_diMhyta_

Kamis, September 03, 2009 | 0 komentar »

Entah apa yang ku rasakan. Aku begitu sakit mendengar nama itu pernah ku tulis dan ku tinggi-tinggikan dimana-mana. Aku begitu benci. Entah kenapa. Mungkin kebencianku bergelora ketika mendengar kesombongannya. Ketika mendengar keingkaran janjinya. Dia adalah cowok yang diam-diam menghanyutkan. Dia selalu bilang kalo aku gak pernah tahu n ngerti tentang dia. Gimana aku bisa tahu n ngerti tentang dia toh semua masalah hubungan kita hanya dipendam dihatinya n jarang juga kita bermain hati. Padahal aku selalu bermain hati setiap waktu ( meskipun lewat sms karena sewaktu-waktu isi hatiku selalu muncul n gag mungkin setiap waktu kita ketemu ) dengan membagi kondisi waktu padanya dalam hubungan ini. Sedangkan kita udah kelas 12, banyak konsen di pelajaran. Semakin numpuk jika beban dihatinya tak terungkap sehingga itu yang membuatnya sering emosi dan temperament. Jika beban tak saling sharing dalam setiap waktu. Mana bisa dia merasa bahagia? Yang ada dia merasa memiliki beban lebih berat. Dia selalu menunggu waktu yang tepat untuk melepas beban itu, katanya. Sedangkan, ITULAH FAKTORNYA MENGAPA DIA MENCERITAKAN BEBANNYA DENGAN EMOSI DAN TEMPERAMENT, mungkin karena dia tak kuat lagi dengan beban yang selalu ditutupi n gak mau ngutarai sewaktu-waktu ketika beban itu pertama kali muncul. Kenapa dia tak mau mengambil cara sepertiku yang selalu dikit-dikit terbuka? Katanya sih dengan kelakuanku seperti itu, aku dibilang ”NGALEM” ( menurutku, meskipun terlihat manja, tapi itu yang menghangatkan cinta n mencegah timbulnya masalah yang datang secara tiba-tiba ). Suatu waktu, dikit-dikit jika aku ngerasa ada yang kurang sreg ma dia, aku langsung cerita ke dia. Namun dia menanggapinya dengan pikiran negatif dan emosi. Selalu emosi, emosi, dan emosi, seterusnya emosi...! terus apakah aku harus seperti patung, membisu dalam hati menangis. Gimana aku bisa ngertiin dia kalo dia jarang banget n susah banget ngungkapin keluhannya yang masuk akal n tak menyakitkan tentangku? Dan kita selesein berdua. Andaikan kita sama-sama bisa ”benar-benar” terbuka, saling berbagi beban dan menyelesaikannya; pasti tak akan seperti ini jadinya. Yeah, seharusnya lain kali jika aku dengan seseorang yang aku cintai, menghadapi masalah seperti ini (punya cowok yang sifatnya sama ma mantan : emosian n temperament terlalu menonjol), tenangkan diri sendiri aja dulu selama sampai kita merasa kehilangan ( mungkin kurang lebih 1 mingguan ). Setelah itu dipertemukan dan dibicarakan dengan baik-baik, lalu cepat-cepat diselesaikan masalah itu. 
Senin, 31 Agustus 2009

0 komentar