Entah
apa yang ku rasakan. Aku begitu sakit
mendengar nama itu pernah ku tulis dan ku tinggi-tinggikan
dimana-mana. Aku begitu benci. Entah kenapa. Mungkin kebencianku
bergelora ketika mendengar kesombongannya. Ketika mendengar
keingkaran janjinya. Dia adalah cowok yang diam-diam menghanyutkan.
Dia selalu bilang kalo aku gak pernah tahu n ngerti tentang dia.
Gimana aku bisa tahu n ngerti tentang dia toh semua masalah hubungan
kita hanya dipendam dihatinya n jarang juga kita bermain hati.
Padahal aku selalu bermain hati setiap waktu ( meskipun lewat sms
karena sewaktu-waktu isi hatiku selalu muncul n gag mungkin setiap
waktu kita ketemu ) dengan membagi kondisi waktu padanya dalam
hubungan ini. Sedangkan kita udah kelas 12, banyak konsen di
pelajaran. Semakin numpuk jika beban dihatinya tak terungkap
sehingga itu yang membuatnya sering emosi dan temperament. Jika
beban tak saling sharing dalam setiap waktu. Mana bisa dia merasa
bahagia? Yang ada dia merasa memiliki beban lebih berat. Dia selalu
menunggu waktu yang tepat untuk melepas beban itu, katanya.
Sedangkan, ITULAH FAKTORNYA MENGAPA DIA MENCERITAKAN BEBANNYA DENGAN
EMOSI DAN TEMPERAMENT, mungkin karena dia tak kuat lagi dengan beban
yang selalu ditutupi n gak mau ngutarai sewaktu-waktu ketika beban
itu pertama kali muncul. Kenapa dia tak mau
mengambil cara sepertiku yang selalu dikit-dikit terbuka? Katanya
sih dengan kelakuanku seperti itu, aku dibilang ”NGALEM” (
menurutku, meskipun terlihat manja, tapi itu yang menghangatkan
cinta n mencegah timbulnya masalah yang datang secara tiba-tiba ).
Suatu waktu, dikit-dikit jika aku ngerasa ada yang kurang sreg ma
dia, aku langsung cerita ke dia. Namun dia menanggapinya dengan
pikiran negatif dan emosi. Selalu emosi, emosi, dan emosi,
seterusnya emosi...! terus apakah aku harus seperti patung, membisu
dalam hati menangis. Gimana aku bisa ngertiin dia kalo dia jarang
banget n susah banget ngungkapin keluhannya yang masuk akal n tak
menyakitkan tentangku? Dan kita selesein berdua. Andaikan kita
sama-sama bisa ”benar-benar” terbuka, saling berbagi beban dan
menyelesaikannya; pasti tak akan seperti ini jadinya. Yeah,
seharusnya lain kali jika aku dengan seseorang yang aku cintai,
menghadapi masalah seperti ini (punya cowok yang sifatnya sama ma
mantan : emosian n temperament terlalu menonjol), tenangkan diri
sendiri aja dulu selama sampai kita merasa kehilangan ( mungkin
kurang lebih 1 mingguan ). Setelah itu dipertemukan dan dibicarakan
dengan baik-baik, lalu cepat-cepat diselesaikan masalah itu.
Senin, 31 Agustus 2009
0 komentar
Posting Komentar