BAD DREAM

Senin, Juni 13, 2011 | 0 komentar »


BAD DREAM
 Monday, 13 Juni 2011 21.30



Aku mengambil sebuah kresek yang dalemnya isi banyak baju .. banyaaakk bangett ..
niatnya aku mo ke kamar da nganti pakaian ..

Ya udah, akhirnya ke kamar ibuku yang memang remang-remang jika tidak memakai lampu. Karena saat itu jelas aku tidak memakai lampu. Waktu lagi sesi pakaian, tiba-tiba dari dalam kresek itu meluncurlah setengah badan manusia …

“Weeew !” teriakku perlahan.

Setengah badan manusia atau setengah patung ?? Aku berharap itu adalah setengah patung, karena seingatku ketika membeli baju tadi, si penjualnya nggak melepas baju dari patung tersebut. Tapi sumpah serem banget dah si patung tuh. Dari kegelapan, dia muka-mukanya mirip temenku si M. Aku ngeliatnya kayaknya mayat deh karena perutnya udah membengkak da nada cairan yang lengket-lengket busuk gimana gitu di area mulut ke bawah.

Tanpa habis piker, karena sedikit takut, tuh patung/mayat aku masukin ke dalem kresek lagi. Waktu setengah badannya ku gendong, wuih! Kerasnya minta ampun dah! Beraaatt banget ! kerasnya kayak patung beneran !

Sementara kulihat-lihat, si kresek makin mengecil. Beuh! Nggak muat-muat. Tiba-tiba kurasakan detak jantung di dekat tanganku, detak jantung si mayat/patung.

“Waaaa … Nggak mungkin banget nihh!!” mencoba berpikir dan akupun tersadar bahwa segala bentuk misteri dan ketidak mustahilan ini adalah mimpi. Semoga begitu. Dan akupun membaca surat yang pendek saja, misalnya Surat An-Nas dan Shalawat Nabi. Tau ah. Harusnya kan Ayat Kursi, tapi nggak bias konsen kalo lagi bingung. Kubaca terus dan teruuss. Sambil memejamkan mata. Kucari kondisi tenang dalam tubuhku. Karena kalo kondisi tubuh kita dalam keadaan tidak tenang di alam mimpi, istilahnya panic ato ogah-ogahan, malah kita nggak bias keluar-keluar dari mimpi itu dan semua kisah malah menjadi to be continued serta kita jadi nggak konsen baca do’anya. Mungkin menurutku juga, karena do’a itu hanya mencari dan menerima hati yang tenang untuk di kabulkan. Menurut pengalamanku setelah lama berkiprah di alam mimpi dalam sebuah tayangan horror sih begitu.

Berdo’a terus dan hanya berdo’a yang bisa kulakukan saat itu. Yang penting aku nggak bias melihat si mayat itu hidup berkedip-kedip didepanku dan minta aku gendongin cz dia nggak punya kaki. Kan setengah badan, antara kepala sampai perut doank.

Dan sedikit demi sedikit kondisi sudah berubah. Aku bisa melihat sekelilingku adalah kamar kos. Dan aku dalam posisi tidur saat itu. Kucoba bangkit. Dan sudah bangkit. Tapi ragaku masih tertinggal di atas sprei. Wah ini nih sesi yang paling gak aku suka banget. Sesi (apa yah yang nggak bisa bangun-bangun? Lupa aku namanya). Kubaca do’a lagi dan mencoba membacanya dengan lebih tenang. Berulang dan berulang lagi aku mencoba lebih tenang lagi hingga rohku ini bisa masuk dan singkron di tubuhku. Dan pas, akhirnya bisa masuk sehingga aku bisa menggerak-gerakkan tubuhku.

Aku ingat, tadi aku selesai dari AW, langsung klepak-klepek tidur dalam keadaan jendela kosku terbuka. Jadi aku yakin banget kalo ni udah bener-bener bangun. Seneng dan lega rasanya. Banyak suara anak kos yang nonton TV. Dan si TV memang letaknya didepan kamarku, jadi kesannya rame banget.

Dan ada suaranya Iin nyamperin aku, “Gilaaaang …. “ dengan senyum seperti biasanya. Dan akupun langsung secepatnya bangkit dari tempat tidur dan keluar.

“Waaaw rame banget!. J Pada liat apaan nih?? J “ teriakku kegirangan. Tapi satupun nggak ada yang menjawab pertanyaanku yang terbang tepat didepan mereka. Akhirnya aku ganti nanya ke Iin, “Tumben yohh In, rame seru? J Tapi kok lampune pueteng yohh? Mati lampu tahh ?”

Lalu si Iin menjawabnya, “Emboh. Aku yoh gak ngerti. Gak lampu mati kok. Pancen arek kos iku lho podo mateni lampu kabeh.”

Oh. Pikirku, ganjil sekali. Tumben mereka suka banget sama kegelapan? Padahal mereka gak bakal matiin lampu kalo nggak waktu tidur atau waktu matahari terbit.

Lengkap sudah. Ada May, Mbak Mutia, Mbak Ebi, Mbak Monica, Erda, Narti, Vena, Mbak Koni dan lain-lain sebagainya. Tumben mereka ngumpul blek jadi satu kayak gini? Kan biasanya ada kepentingan sendiri-sendiri? Beuh. Gak papalah, aku seneng. Seenggak-nggaknya aku bisa keluar dari mimpi tadi.

Tapi sebenernya aku masih tak mau melupakan mimpi tadi. Ku bergegas ke dalam kamar lagi dan mulai mengetik. Niatnya aku mo ceritakan semua itu di blogku. Dan tiba-tiba aku seperti masih memiliki ikatan yang sangat terikat (-.-a) dengan mayat ato patung itu. Dan tiba-tiba aku ingat bahwa tuh patung, sebenernya gua taruh di lemari lorong ibukku. Dalam bahasaku disini, yang dimaksud dengan lemari lorong adalah begini : Di dalam kamar ibuku, di pojok lagi, terdapat ruangan kecil yang sempit dan pengap dengan atau tanpa pintu, ruang itu selalu gelap karena sinar matahari tidak bisa menempuh ruangan tersebut dan tanpa listrik. Karena bakal mubadzir jika rekening listrik naik hanya karena menghiasi ruangan kecil itu yang penuh dengan baju yang berserakan gak karuan dan banyak sekali baju-baju yang bergelantungan disitu hingga membuat nyamuk betah meneruskan keturunan didaerah itu.

Aku mulai gelisah, seolah-olah itu adalah mayat pembawa sial. Aku kepikiran terus, gimana kalau tiba-tiba ibuku menemukan mayat yang dating sendiri itu dengan baunya yang sudah mulai membusuk? Aku takut ibu akan melaporkanku di dalam polisi. Rupanya aku sudah dihantui si mayat, sampai kebawa-bawa mimpi segala. Tapi memang sial kok, seingatku dia adalah patung. Bukan mayat. Eh waktu dibawa kerumah aja tiba-tiba jadi mayat beneran.

Dan suasana kos waktu itu makin aneh. Tak lagi kudengar suara gelak tawa penghuni kos, ucapan sepatah katapun tak ada sama sekali. Lalu aku keluar dan melihat. Mereka melihat TV dengan pandangan sangat kosong, raut wajah yang tanpa emosi. Wajah yang sangat polos. Diam. Dan wajah mereka terlihat merah Karena pantulan sinar merah yang keluar dari TV. Nonton apaan sih? Kok TV nya merah gitu? Masa bodoh ah, film tentang neraka mungkin, ngeblog dulu ah. Cuek aja lagi. Yang penting kalo aku lagi ketakutan lagi, aku tinggal keluar dari kamar dan deket-deket ama mereka semua, mencoba meminta tolong. Tapi beda, semakin lama semakin beda. Seolah-olah mereka yang di depan TV lah yang menghantuiku. Oh Ghost ! Oh God ! langsung dah aku berdo’a lagi dan BLUPS !!!

Aku benar-benar bangun. Benar-benar memiliki berat badan ketika aku mencoba bangun dan berdiri. Dan benar-benar dapat merasakan ada oksigen. Pokoknya beda deh rasanya. Dan ini barulah sangat normal. Tak kurasakan lagi sangkut paut dan keterikatan dari si mayat itu. Setelah kupikir-pikir lagi, memang si mayat benar-benar tak ada di kisahku ni. Tak ada memori-memori real tentang dia. Hanya mimpi.

Alhamdulillah…

Langsung buka laptop dan mulai ngeblog …. Hehe .. lalu setelah itu mem-posting kisahku di blog dan kalau selesai nih, rencananya mau ngeresume Statistika. ;)

0 komentar